Mengenal Porang Hasil Bumi Desa Kedungbendo

Porang atau yang juga dikenal dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Porang termasuk tanaman yang toleran terhadap naungan (tempat berlindung tanaman) antara 40%-60%, oleh karena itu dapat ditumpangsarikan dengan tanaman keras seperti pepohonan. Selain itu, porang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah di ketinggian 0-700 mdpl.

Porang memiliki kandungan glukomanan yang tergolong tinggi, glukomanan sendiri merupakan gula kompleks/polisakarida yang dapat larut dalam air dan biasa digunakan sebagai zat aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, selain itu glukomanan dapat di gunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan hingga kosmetik. Dalam industri pangan, glukomanan sering dianggap sebagai serat pangan. Pada umbi porang yang telah dikeringkan, kandungan glukomanan bisa mencapai 15%-64% hal ini membuat porang sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan pangan khususnya dalam menunjang ketahanan pangan nasional (Sutrisno, 2011). Dalam hal kesehatan, umbi porang juga mengandung serat tinggi dan rendah kolestrol sehingga dapat dikonsumsi penderita hipertensi dan kencing manis (Faridah & Widjanarko, 2014; Sutriningsih & Ariani, 2017). Glukomanan yang terkandung dalam porang juga memiliki kemampuan untuk mengatasi konstipasi/sembelit dan menurunkan berat badan sehingga baik untuk mengontrol obesitas (Harijati dkk., 2018). Glukomanan dalam porang juga bersifat prebiotik yang mampu menurunkan jumlah.

Secara umum, pemanfaatan porang sebagai bahan pangan di Indonesia terkendala oleh kandungan kalsium oksalat yang cukup tinggi yaitu 0,19% (Dewanto & Purnomo, 2009). Kalsium Oksalat sendiri yaitu kristal jarum yang menyebabkan rasa gatal, iritasi dan gangguan kesehatan lain ketika dikonsumsi serta dapat menyebabkan penumpukan di ginjal yang merupakan penyebab penyakit batu ginjal apabila pengolahannya salah (Maulina dkk., 2012; Chotimah dkk., 2013). Akan tetapi, kalsium oksalat dapat dihilangkan dengan cara perendaman dengan NaCl 8% pada perebusan 80’C selama 25 menit, (Widari & Rasmito, 2018). Namun biasanya NaCl murni yang diperlukan susah didapat oleh masyarakat sehingga proses menghilangkan kalsium oksalat dilakukan dengan metode gabungan perendaman garam gosrok dan abu.

Berdasarkan data potensi Desa Kedungbendo (2020), luas lahan yang digunakan untuk tanaman porang sekitar 0,5 Ha dengan produktivitas 4,5 ton/Ha. Selama ini masyarakat di desa Kedungbendo hanya menjual umbi porang dalam bentuk mentahan karena belum dapat mengolah porang menjadi produk jadi. Hal ini menjadi peluang tersendiri dengan mengembangkan porang mejadi produk yang bernilai jual lebih tinggi, dalam hal ini porang dapat di kembangkan menjadi keripik porang. Keripik porang dipilih karena mudah untuk dibuat, dapat disimpan dalam waktu lama, bentuk lebih menarik, dan mudah untuk dibawa.

DAFTAR PUSTAKA
Chotimah, S., Fajarini, D. T., & Budiyati, C. S. (2013). Reduksi kalsium oksalat dengan perebusan menggunakan larutan NaCl dan penepungan untuk meningkatkan kualitas sente (Alocasia macrorrhiza) sebagai bahan pangan. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 76-83.
Desa Kedungbendo. (2020). Data Potensi Desa Kedungbendo 2020. Pacitan: Desa Kedungbendo.
Dewanto, J., & Purnomo, B. H. (2009). Pembuatan Konyaku Dari Umbi Iles-Iles. Universitas Stuttgart : D3 Teknik Kimia.
Faridah, A., & Widjanarko, B. (2014). Penambahan tepung porang pada pembuatan mi dengan substitusi tepung mocaf (modified cassavaflour. Diambil dari https://doi.org/10.6066/jtip.2014.25.1.98 pada tanggal 16 Juli 2020 jam 20.00.
Harijati, N., Mastuti, R., Chairiyah, N., Roosdiana, B., & Rohmawati, S.A. (2018). Effect of Seeding Material Age, Storage Time, and Tuber Tissue Zone on Glucomannan Content of Amorphophallus muelleri Blume. International Journal of Plant Biology, 9(7620): 34 – 38.
Maulina, F. D. A., Lestari, I. M., & Retnowati, D. S. (2012). Pengurangan Kadar kalsium Oksalat Pada Umbi Talas Menggunakan NaHCO3: Sebagai Bahan Dasar Tepung. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1), 277-283.
Sutriningsih, A., & Ariani, N. L. (2017). Efektivitas Umbi Porang (Amorphophallus oncophillus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus. Jurnalm Ilmiah Ilmu Kesehatan, 5(1), 48-58.
Sutrisno, A. (2011). Proses Penurunan Kadar Kalsium Oksalat Menggunakan Penepung ”Stamp Mill” untuk Pengembangan Industri Kecil Tepung Iles-Iles (Amorphophallusmuelleri blume). Jurnal Pangan, 20(4), 331-340.
Widari, N. S., & Rasmito, A. (2018). Penurunan kadar kalsium oksalat pada umbi porang (Amorphopallus oncophillus) dengan proses pemanasan di dalam larutan nacl. Jurnal Pangan, 1–4.

News Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *