Cabai merah besar (Capsicum annuum) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.
Cabai selain berguna sebagai penyedap masakan, juga mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Cabai mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe), vitamin-vitamin, dan mengandung senyawa-senyawa alkaloid, seperti capsaicin, flavonoid, dan minyak esensial. Kandungan zat gizi buah cabai segar (dalam 100 gram bahan) terdiri dari kalori 31,00 kal, protein 1,00 gram, karbohidrat 7,30 gram, kalsium 29,00 mg, fosfor 24,00 mg, vit A 470 SI, vit C 18,00 mg, dan air 90,90 gram (Setiadi, 2006). Selain itu cabai juga mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano dan Sivarama- krishnan, 1980).
Berdasarkan data potensi Desa Kedungbendo (2020), luas lahan yang digunakan untuk tanaman porang sekitar 2 Ha dengan produktivitas 8 ton/Ha.
Alternatif produk yang dapat dikembangkan dari cabai ada dua kelompok, yaitu:
1. Produk olahan setengah jadi, seperti cabai kering, cabai bubuk, dan pasta cabai.
2. Produk olahan jadi, seperti saos cabai dan abon cabai.
DAFTAR PUSTAKA
Bano, M. d a n V . M . Sivaramakrishnan. 1980. Preparation and Properties of L-Asparaginase from Green Chillies (Capsicum annum L.). Jurnal Bioscience. 2 (4) : 291 – 297.
Desa Kedungbendo. (2020). Data Potensi Desa Kedungbendo 2020. Pacitan: Desa Kedungbendo.
Kilham, C. 2006. Chiles, The Hottest Health Promoters. http://www.medicinehunter.com/He rbsArticles.htm di akses tanggal 22 Juli 2020.
Setiadi. 2006. Bertanam Cabai. Jakarta : Penebar Swadaya.